BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Penulis membuat makalah ini dikarenakan merupakan tugas yang diberikan pada Mata Kuliah Peng. Kualitas Lingkungan (UAT). Dalam makalah ini menjelaskan tentang Teknologi Desalinisasi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih. Dengan mengetahui sistem dan metode penggunaan teknologi tersebut, maka kita dapat memanfaatkan air laut sebagai bahan
Dalam membuat makalah ini penulis banyak mengambil fakta-fakta yang terdapat dalam internet. Metode penulisan dan analisis yaitu menggunakan metode kualitatif, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam melakukan penulisan makalah ini, hal tersebut juga dihambat dengan keadaan penulis yang mengalami keterbatasan sumber, jaringan, kemampuan dan pengalaman.
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Peng. Kualitas Lingkungan (UAT) yang diberikan oleh dosen pengajar sebagai bahan presentasi guna mendapatkan nilai berdasarkan makalah yang telah penulis buat, sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran guna membimbing penulis agar memahami, mengetahui akan Peng. Kualitas Lingkungan (UAT).
BAB II
DASAR TEORI
Desalination atau desalinization adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi manusia dan makhluk hidup lainnya. Seringkali proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan.
Dua metode yang paling banyak digunakan adalah Reverse Osmosis (47,2%) dan Multi Stage Flash (36,5%).
Air asin lebih sering berarti air dari laut dan samudra. Air ini juga disebut air laut. Air asin ialah lawan air tawar.
Air asin mengandung garam. Kita tidak bisa meminum air asin karena garam dalam air membuat kita dehidrasi. Badan kita akan kehilangan lebih banyak air yang diminum, dan nanti bisa sakit. Namun, banyak jenis ikan, hewan, dan tanaman yang berbeda tinggal di air asin.
Desalinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan proses destilasi dan Reverse Osmosis. Secara prinsip proses destilasi merupakan perubahan fase cair menjadi fase uap. Dimana pada tahap akhir, air laut akan mengalami kondensasi menjadi air murni. Sementara, pada proses RO air yang selama ini dimanfaatkan, dalam prosesnya tidak ada perubahan fase. Pada proses RO yang terjadi hanya fase cair saja. Dimana untuk memisahkan air tawar dengan air laut didapat dari adanya perbedaan tekanan yang menggunakan membran semi permeablenya saja.
.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Proses Kerja Teknologi Desalisasi
Proses kerja desalisasi ini yaitu sebagai berikut:
1. Air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat dipantai.
2. Air laut tersebut dimasukan kedalam alat penukar gas (heat exchanger).
Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.
3. Air tersebut divakumkan pada tekanan udara kurang dari 1 atm.
Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar.
4. Air laut yang sudah hangat akan mengalir dari saluran keluar pendingin.
5. Selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air umpan.
6. Uap tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam evaporator, begitu pula dengan air sisa buangan yang kental.
7. Selanjutnya, uap air itu didinginkan oleh air laut dan berkondensasi menjadi air tawar.
8. Hasil air tawar di kondensor itu kemudian dipompa keluar oleh condensate pump.
9. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air tawar. Sementara sisa air buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector
3.2. Kualitas Air Tawar Yang Dihasilkan dari Proses Desalinasi
Kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses desalinasi ini kualitasnya sudah terjamin. Setelah proses destilasi usai, air tawar yang dihasilkan telah siap untuk diminum. Ini disebabkan karena air tawar ini sudah memenuhi standar air bersih yang ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan hasil penelitian, air destilasi ini memiliki pH 8,5 pada suhu 25 derajat. Selain itu, Kemampuan daya hantar listriknya sebesar 4,1 mg/l. Kandungan ion klorida, ion besi masing-masing sebanyak kurang dari 2 mg/l Cl dan kurang dari 0,05 mg/l Fe. Sementara itu kualitas air yang ditetapkan WHO, pH yang baik berkisar antara 5,8-8,6. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar kurang dari 700 mg/l. Dan kandungan ion besinya adalah kurang dari 0,3 mg/l Fe. Selama ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan pada kapal-kapal tanker. Keberadaan desalinasi disana, untuk menyuplai air bersih bagi awak kapalnya.
Sedangkan mengenai kadar garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi ini) secara terus menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran keluar pompa air destilasi. Untuk menentukan kadar garam air destilatnya kita bisa diatur, umumnya kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal sebesar 10 ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus. Air tawar yang dihasilkan dari mesin diesel bertenaga 2×250 Kw dan 2×500 Kw mampu menghasilkan 5.000 liter air dalam 24 jam.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari Teknologi Desalinasi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih yaitu:
-
- Teknologi Desalinasi dapat menjawab permasalahan kekurangan air bersih di
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia sangat diperlukan dalam pengoperasian peralatan Desalinasi tersebut.