Selamat Datang Di Blog Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Minggu, 27 Desember 2009
JENIS, SIFAT dan KLASIFIKASI BATUAN
Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain.
Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
1. Batu Beku (igneous Rocks)
Batu beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Rabu, 04 November 2009
Teknologi Desalinasi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Penulis membuat makalah ini dikarenakan merupakan tugas yang diberikan pada Mata Kuliah Peng. Kualitas Lingkungan (UAT). Dalam makalah ini menjelaskan tentang Teknologi Desalinisasi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih. Dengan mengetahui sistem dan metode penggunaan teknologi tersebut, maka kita dapat memanfaatkan air laut sebagai bahan
Dalam membuat makalah ini penulis banyak mengambil fakta-fakta yang terdapat dalam internet. Metode penulisan dan analisis yaitu menggunakan metode kualitatif, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam melakukan penulisan makalah ini, hal tersebut juga dihambat dengan keadaan penulis yang mengalami keterbatasan sumber, jaringan, kemampuan dan pengalaman.
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Peng. Kualitas Lingkungan (UAT) yang diberikan oleh dosen pengajar sebagai bahan presentasi guna mendapatkan nilai berdasarkan makalah yang telah penulis buat, sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran guna membimbing penulis agar memahami, mengetahui akan Peng. Kualitas Lingkungan (UAT).
BAB II
DASAR TEORI
Desalination atau desalinization adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi manusia dan makhluk hidup lainnya. Seringkali proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan.
Dua metode yang paling banyak digunakan adalah Reverse Osmosis (47,2%) dan Multi Stage Flash (36,5%).
Air asin lebih sering berarti air dari laut dan samudra. Air ini juga disebut air laut. Air asin ialah lawan air tawar.
Air asin mengandung garam. Kita tidak bisa meminum air asin karena garam dalam air membuat kita dehidrasi. Badan kita akan kehilangan lebih banyak air yang diminum, dan nanti bisa sakit. Namun, banyak jenis ikan, hewan, dan tanaman yang berbeda tinggal di air asin.
Desalinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan proses destilasi dan Reverse Osmosis. Secara prinsip proses destilasi merupakan perubahan fase cair menjadi fase uap. Dimana pada tahap akhir, air laut akan mengalami kondensasi menjadi air murni. Sementara, pada proses RO air yang selama ini dimanfaatkan, dalam prosesnya tidak ada perubahan fase. Pada proses RO yang terjadi hanya fase cair saja. Dimana untuk memisahkan air tawar dengan air laut didapat dari adanya perbedaan tekanan yang menggunakan membran semi permeablenya saja.
.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Proses Kerja Teknologi Desalisasi
Proses kerja desalisasi ini yaitu sebagai berikut:
1. Air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat dipantai.
2. Air laut tersebut dimasukan kedalam alat penukar gas (heat exchanger).
Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.
3. Air tersebut divakumkan pada tekanan udara kurang dari 1 atm.
Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar.
4. Air laut yang sudah hangat akan mengalir dari saluran keluar pendingin.
5. Selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air umpan.
6. Uap tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam evaporator, begitu pula dengan air sisa buangan yang kental.
7. Selanjutnya, uap air itu didinginkan oleh air laut dan berkondensasi menjadi air tawar.
8. Hasil air tawar di kondensor itu kemudian dipompa keluar oleh condensate pump.
9. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air tawar. Sementara sisa air buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector
3.2. Kualitas Air Tawar Yang Dihasilkan dari Proses Desalinasi
Kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses desalinasi ini kualitasnya sudah terjamin. Setelah proses destilasi usai, air tawar yang dihasilkan telah siap untuk diminum. Ini disebabkan karena air tawar ini sudah memenuhi standar air bersih yang ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan hasil penelitian, air destilasi ini memiliki pH 8,5 pada suhu 25 derajat. Selain itu, Kemampuan daya hantar listriknya sebesar 4,1 mg/l. Kandungan ion klorida, ion besi masing-masing sebanyak kurang dari 2 mg/l Cl dan kurang dari 0,05 mg/l Fe. Sementara itu kualitas air yang ditetapkan WHO, pH yang baik berkisar antara 5,8-8,6. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar kurang dari 700 mg/l. Dan kandungan ion besinya adalah kurang dari 0,3 mg/l Fe. Selama ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan pada kapal-kapal tanker. Keberadaan desalinasi disana, untuk menyuplai air bersih bagi awak kapalnya.
Sedangkan mengenai kadar garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi ini) secara terus menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran keluar pompa air destilasi. Untuk menentukan kadar garam air destilatnya kita bisa diatur, umumnya kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal sebesar 10 ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus. Air tawar yang dihasilkan dari mesin diesel bertenaga 2×250 Kw dan 2×500 Kw mampu menghasilkan 5.000 liter air dalam 24 jam.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari Teknologi Desalinasi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih yaitu:
-
- Teknologi Desalinasi dapat menjawab permasalahan kekurangan air bersih di
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia sangat diperlukan dalam pengoperasian peralatan Desalinasi tersebut.
Jumat, 16 Oktober 2009
SIKLUS DAUR ULANG HIDROLOGI
Nama : Eka Dharma Putra Fao
NPM : 0814020008
Fakultas : Teknik
Jurusan : Lingkungan
Universitas : Serambi Mekkah
Mata Kuliah : Hidrologi dan Geohidrologi
Dosen : Tuah Azkiyah, ST
Tugas : I (Siklus Daur Ulang Hidrologi)
Siklus Daur Ulang Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Jumlah air di permukaan bumi relatif tetap, hal ini dikarenakan air senantiasa bergerak dalam suatu lingkungan peredaran yang dinamakan siklus (daur).
Siklus Hidrologi terdiri dari 3 siklus yaitu:
1. Siklus Pendek (kecil)
2. Siklus Sedang
3. Siklus Panjang (Besar)
1. Siklus Pendek (kecil)
Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut
2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas (H2O dalam bentuk gas)
3. Terjadi kondensasi karena pendinginan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan
6. Hujan jatuh di permukaan air laut.
2. Siklus Sedang
Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut
2. Kondensasi
3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di daerah daratan
6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai
3. Siklus Panjang (Besar)
Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan
2. Sublimasi
3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es
4. Angin menggerakan kristal es ke daratan
5. Turun hujan es ( hujan salju)
6. Pembentukan gletser
7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai
8. Air sungai mengalir menuju daratan.
Istilah-istilah dalam Daur Ulang Hidrologi
- Kondensasi yaitu : perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
- Sublimasi yaitu : perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
- Gletser yaitu : sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu yang lama.
- Muka Air Tanah yaitu : air yang berada didalam tanah.
- Aliran Permukaan yaitu : aliran air pada permukaan tanah.
- Perkolasi yaitu : aliran air di dalam tanah dari lapisan tanah yanag lebih tinggi ke lapisan tanah yang lebih endah.
- Aliran Dalam Tanah yaitu :
- Infiltrasi yaitu : pergerakan air masuk kedalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
- Evaporasi yaitu : penguapan pada permukaan air terbuka (open water) dan permukaan.
Senin, 03 Agustus 2009
Laboratorium Lingkungan
Laporan Praktikum Laboratrium Lingkugan
Pengukuran Kualitas
Air dan Udara Sekitar PLTD Lueng Bata Banda Aceh
Di susun Oleh:
Kelompok I
EKA DHARMA PUTRA FAO : 0814020008
IRWANDI : 0614020002
MUNIR : 0614020006
JURUSAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2008/2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan Laporan dengan judul Pengukuran Kualitas Air dan Udara Sekitar PLTD Lueng Bata Banda Aceh. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk mata kuliah Laboratorium Lingkungan pada Program Sarjana -1 Fakultas Teknik Jurusan Lingkungan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh.
Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari banyak pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir.Suhendrayatna, M.Eng selaku Dosen pembimbing dan juga teman-teman yang telah banyak memberikan masukan- masukan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Banda Aceh, 19 Juli 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1 Deskripsi Lokasi.............................................................................................. 3
2.2 Kualitas Udara.................................................................................................. 4
2.3 Kualitas Air....................................................................................................... 5
2.4 Debit Sesaat dan Sendimentasi....................................................................... 7
2.5 Transportasi...................................................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 9
3.1 Deskripsi Lokasi.............................................................................................. 9
3.2 Kualitas Udara.................................................................................................. 9
3.3 Kualitas Air..................................................................................................... 10
3.4 Debit Sesaat dan Sedimen............................................................................. 10
3.5 Transportasi.................................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 12
4.1 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel........................................................ 12
4.2 Pengukuran Kualitas Air................................................................................ 12
4.3 Pengukuran Debit Air Limbah....................................................................... 14
4.4 Pengukuran Debit Sesaat Air Drainase ....................................................... 15
4.5 Pengukuran Kebisingan................................................................................. 16
4.6 Pengukuran Suhu Bola Basah dan Humidifikasi.......................................... 17
4.7 Perhitungan Kualitas Udara........................................................................... 17
4.8 Pengukuran Transportasi............................................................................... 18
BAB V PENUTUP................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ 22
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air adalah kebutuhan pokok umat manusia, tanpa air manusia tidak ega hidup, air ega membawa kesehatan yang lebih baik, tapi juga ega mendatangkan penyakit tergantung dari kandungan air itu sendiri. 70% air terkandung dalam tubuh manusia.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat enampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas anusia.Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan ain-lain juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini idak dianggap sebagai pencemaran.
Udara adalah kumpulan/campuran gas, yang terbanyak adalah nitrogen dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan terjadinya pembakaran bahan egat. Nitrogen merupakan penyubur tanaman. Bakteri menggunakan nitrogen dari udara untuk menyuburkan tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.
Pencemaran udara merupakan salah satu bencana hebat yang ada saat ini. Salah satu penyebab utamanya adalah emisi kendaraan bermotor dan industri. Bahkan di Indonesia sekitar 70% penyebab utama pencemaran udara adalah emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak egative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan.
1
Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat atau komponen lain kedalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Untuk mengetahui kelayakkan IPAL PLTD Leung Bata, maka kami mengadakan penelitian pada tanggal 19 Juli 2009 di Krueng Aceh. Kondisi daerah pengambilan sample tersebut tergolong sepi dari permukiman warga dan jauh dari perkotaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kami mengadakan penelitian pada PLTD untuk mengetahui kualitas udara, kualitas air, debit sesaat dan sendimen, dan transportasi pada kawasan sekitar PLTD Lueng Bata tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air, kualitas udara, debit sesaat dan sendimen, dan transportasi di kawasan PLTD Lueng Bata Banda Aceh guna mengetahui emisi gas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi pengambilan sample dalam penelitian sangat berpengaruh dalam hasil penelitian. Penelitian yang kami lakukan mengambil beberapa sample dari PLTD Lueng Bata sebanyak empat titik. Titik pertama merupakan titik pencampuran iar limbah dari Outlet IPAL dengan air sungai krueng Aceh. Titik dua merupakan lokasi 500 meter dari titik pencampuran air limbah dengan air sungai Krueng Aceh ke hilir. Titik tiga merupakan lokasi 500 meter dari titik pencampuran air limbah dengan air sungai Krueng Aceh ke arah hulu. Titik empat merupakan Outlet IPAL.
Pada saat pengambilan sample kami melakukan pengukuran koordinat dengan menggunakan alat GPS, dengan alat itu kami dapat mengetahui titik koordinat pengambilan sampel. Pada lokasi penelitian pengambilan sample tersebut banyak di tumbuhi pepohonan cemara dan tumbuhan tebu, rumput atau lebih di kenal dengan rumput gajah. PLTD tersebut letaknya bersebelahan dengan sungai Krueng Aceh, tepatnya membelakangi sungai Krueng Aceh. Kawasan tersebut merupakan kawasan yang minim penduduknya dan juga sangat jarang di lalui oleh kendaraan bermotor dikarenakan kawasan PLTD Leung Bata tersebut jauh dari daerah permukiman dan juga perkotaan.
3
2.2 Kualitas Udara
Udara merupakan salah satu unsure alam yang tidak bisa dilihat dengan indra penglihatan kita (mata). Di sekitar bumi kita ada 5.8 miliar ton udara. Udara sangat penting bagi makhluk hidup, jika di bumi ini tidak ada udara maka tidak akan ada yang namanya makluk hidup. Tanpa udara suhu akan mengalami fluktuasi antara 110 °C pada siang hari dan –185 °C pada malam hari. Udaralah yang mengatur lingkungan kita dan sifat-sifat dunia seperti yang kita miliki sekarang ini. Bermacam-macam gas terdapat dalam udara kita ini seperti Nitrogen, Oksigen, Argen, Karbondioksida, Helion, Neon, Xenon, Kripton, Metana, karbon monoksida, amoniak, nitrat oksida, hydrogen sulfide. Di dalam komposisi ini gas nitrogenlah yang paling banyak terdapat dalam udara.
Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfer dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh buruk terhadap organisme hidup. Pencemar udara dapat digolongkan kedalam tiga kategori. Yang pertama adalah pergesekan permukaan, yang kedua ialah penguapan dan yang ketiga adalah pembakaran.
Pergesekan permukaan adalah penyebab utama pencemaran partikel padat diudara dan ukurannya dapat bermacam-macam, seperti: penggergajian, pengeboran, dan pengasahan barang seperti kayu, minyak, aspal dan baja memberikan banyak partikel ke udara. Penguapan merupakan perubahan fase cair menjadi gas. Polusi udara banyak disebabkan zat-zat yang mudah menguap, seperti pelarut cair dan perekat. Pembakaran merupakan reaksi kimia yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya atau panas. Pada pembakaran banyak digunakan oksigen. Bahan bakar yang umum digunakan ialah kayu, batubara, kokas minyak. Semuanya itu mengandung karbon dan pada pembakaran dihasilkan senyawa karbon dioksida dan air.
4
2.3 Kualitas Air
Air adalah material yang paling berlimpah di bumi ini, menutupi sekitar 71 persen dari muka bumi ini. Kehidupan hampir seluruhnya air, 50 sampai 97 persen dari seluruh berat tanaman dan hewan hidup dan sekitar 70 persen dari berat tubuh kita. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan, demikian pula manusia tidak dapat hidup tanpa air. Kita bisa hidup sebulan tanpa makanan, tapi hanya bisa bertahan beberapa hari saja tanpa air. Air. seperti halnya energi, adalah hal yang esensial bagi pertanian, industri, dan hampir semua kehidupan.
Dengan bertambahnya kebutuhan air untuk kegiatan manusia dan juga peningkatan jumlah penduduk sampai 212.000 orang per-hari (1985), kelangkaan air merupakan hal yang ada dihadapan kita. Disamping kebutuhan air untuk kehidupan hayati secara langsung, air juga diperlukan untuk produksi ikan dalam kolam atau waduk dan industri juga memerlukan air yaitu dalam proses produksi pendinginan mesin dan untuk mengangkut limbah.
Kualitas air ditentukan oleh banyaknya faktor, yaitu zat terlarut, zat tersuspensi, dan makhluk hidup khususnya jasad renik didalam air. Zat yang tersuspensi dan makhluk hidup dalam air membuat kualitas air menjadi tidak sesuai untuk kehidupan kita, maka air tersebut dinamakan air tercemar.
5
Beberapa parameter kualitas lingkungan dalam air yaitu :
- Keasaman (pH)
pH adalah pengukuran derajat keasaman dan kebasaan, jika nilai pH tinggi lebih 8,5 berarti air tersebut bersifat basa, dan jika air tersebut mempunyai pH kurang dari 7 maka air tersebut bersifat asam. pH dapat diukur dengan alat yang bernama pH meter. Kebasaan adalah suatu kapasitas air untuk menetralkan asam, contohnya: NaOH, Ca(OH)2. Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa, contohnya: asam karbonat, asam asetat, dan asam organik lainnya.
- DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
- Suhu Air
Suhu air berbeda-beda dikarenakan oleh kondisi udara sekitarnya. Jika Suhu air tinggi ataupun sangat rendah, maka akan mempengaruhi kehidupan biologis kelarutan oksigen, kerapatan air, daya viskositas dan tekanan pemukaaan. Suhu air dapat diukur menggunakan thermometer skala Celcius atau Fahrenheit.
- Warna
Air bersih tidak berwarna, sehingga tampak bening/jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Warna air dapat berubah jika ada benda terlarut seperti sisa bahan organik dari daun dan buangan industri.
6
- Salinitas
Salinitas dapat di ukur dengan menggunakan alat tertentu yaitu dengan menggunakan alat salinity/saliniter.
2.4 Debit Sesaat dan Sendimentasi
Debit air yang diperoleh dari kecepatan aliran dalam suatu luas penampang drainase. Dengan adanya luas penampang dan kecepatan aliran maka debit pengeluaran air perharinya dapat diketahui.
Sendimen berasal dari TSS (Total Suspended Solid), TSS adalah jumlah berat dalam mg/L kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0.45 mikron. Padatan terlarut total mencerminkan jumlah kepekatan padatan dalam air. Penentuan padatan terlarut total dapat menentukan kualitas air, contohnya dengan cara menguapkan air dengan volume tertentu yang telah disaring untuk memisahkan padatan yang tersuspensi sehingga kering. Sisa padatan ditimbang kemudian digunakan untuk menentukan padatan terlarut total (TSS).
2.5 Transportasi
Transportasi merupakan kebutuhan bagi berkembangnya suatu pembangunan. Tetapi dengan berkembangnya zaman maka transportasi sangat banyak kita jumapai di jalan-jalan protokol maupun pedesaan. Hasil dari pembakaran kendaraan bermotor ini menghasilkan gas karbon. Proses pembakaran ini bisa terjadi dengan sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Jika kendaraan bermotor sangat banyak beroperasi di dunia ini, maka gas karbon yang dihasilkannya akan sangat banyak yang terbuang ke udara.
7
Gas karbon ini sangat berpengaruh dan berdampak bagi lingkungan. Gas karbon ini juga salah satu dari gas-gas yang berbahaya yang dapat menyebabkan pemanasan global.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Pratikum Lingkungan ini berlokasi di PLTD Leung Bata di jalan tanggul Kreung Aceh. Kami melakukan penelitian pada tanggal 19 Juli 2009. Penelitian tersebut berlangsung selama 6 jam yang di mulai dari pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 14:00 WIB.
Bahan dan peralatan penelitian untuk setiap materi pratikum berbeda-beda:
3.1 Deskripsi Lokasi
Bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk mendeskripsikan suatu lokasi yaitu memakai alat GPS. GPS ini dapat mengukur kooordinat suatu lokasi pengambilan sample. Cara kerja mempergunakan GPS sangat mudah yaitu dengan mengaktifkan alat GPS lalu mencari menu untuk pengambilan titik koordinat lokasi sambil berdiri di titik lokasi yang ingin diketahui koordinatnya. Setelah mendapatkan hasil koordinat N dan E -nya maka hasil tersebut di catat ke dalam table data.
3.2 Kualitas Udara
Dalam materi pratikum kualitas udara, kami mengukur kebisingan dengan menggunakan alat sensor kebisingan. Kami juga mengukur kelembaban dengan cara mencari selisih antara temperatur udara dan temperatur air. Untuk mengetahui kelembaban lokasi yang diukur, maka kami menggunakan table kelembaban dan melakukan perbandingan antara bola . Temperatur air dan udara didapat dengan pengukuran menggunakan alat yang bernama Thermometer.
9
Dalam penelitian ini kami mengukur kecepatan angin pada titik pengambilan sample. Alat untuk mengukur kecepatan angin ini adalah Anemometer. Mengukur kecepatan angin dapat juga dengan menggunakan strain gauge (pengukur regangan) pada rangkai tembaga dari anemometer. Tapi pada penelitian ini kami hanya menggunakan alat anemometer.
3.3 Kualitas Air
Dalam pengukuran parameter air kami hanya meneliti tentang pH, salitinas, suhu dan warna. Bahan-bahan dan peralatan dalam melakukan penelitian ini yaitu menggunakan sample air yang akan diteliti. Untuk mengetahui nilai pH kita dapat mempergunakan alat yaitu pH-meter.
Salinitas dapat kita ukur dengan mempergunakan alat salinity/saliniter. Suhu air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dalam badan air. Temperature air dapat kita ketahui dengan menggunakan thermometer derajat °C dan °F.
3.4 Debit Sesaat dan Sedimen
Materi pratikum debit sesaat dan sediment ini mempelajari tentang pengukuran laju alir dan pengukuran sediment. Kadar sendimen diperoleh dari pengukuran sediment terlarut dalam drainase (suspended solid). Selanjutnya debit sediment dapat dihitung sebagai hasil perkalian antara konsentrasi sediment dengan debit air.
10
3.5 Transportasi
Pada penelitian transportasi kendaraan bermotor, kendaraan yang dianalisa bermacam-macam jenisnya, yaitu roda dua, mobil dan truk. Penghitungan jumlah kendaraan diambil lokasi depan pertamina kearah lambaro. Perhitungan menggunakan alat pencatat jumlah kendaraan. Alat pencatat kendaraan tersebut dibagi menjadi tiga. Alat yang pertama untuk mengukur banyaknya truk yang melewati jalan itu, alat yang kedua yaitu untuk mencatat banyaknya mobil yang melintasi jalan itu, dan alat yang ketiga untuk mengukur banyaknya jumlahroda 2 yang melewati jalan tersebut.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sample terdiri dari empat titik masing-masing titik tersebut dilakukan pengukuran titik koordinatnya. Untuk pengukuran transportasi, terdiri dari tiga titik. Hasil pengukuran ini kami sajikan dalam bentuk data tabel.
4.2 Pengukuran Kualitas Air
Dengan pengambilan sample air di empat lokasi berbeda maka kami akan mengukur tiap-tiap sample tersebut untuk mencari pH, DO, Suhu Air, Salinitas dan Warna. Untuk mengukur ke-lima parameter ini kami mempergunakan alat bantu yang bernama PH-Meter, DO-Meter dan Salintest,. Hasil pengukuran kualitas air ini dapat dilihat dalam table 4.2
12
Table 4.2
Data Kualitas Air
No. | Parameter | Unit | Lokasi Sampling | Kep-51/MENLH/10/1995 | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
1. | Keasaman (PH) | - | 6,8 | 3,7 | 6,7 | 7,8 | 6-9 |
2. | DO | mg/L | 3,52 | 4,15 | 5,61 | 0,97 | 4 (min) |
3. | Suhu Air | oC | 32,3 | 31,8 | 33,4 | 31,4 | dev 3 |
4. | Salinitas | o/oo | 1 | 1 | 1 | 1 | |
5. | Warna | - | Bening | Bening | Bening | Keruh | Tidak Berwarna |
Lokasi Pengambilan sample:
1. Titik pencampuran antara air limbah dari Outlet dengan air sungai Krueng Aceh.
Titik ordinat (N= 05o 32,290 E= 095o 20,540).
2. Lokasi 500 m dari titik pencampuran air limbah dengan air sungai Krueng Aceh kearah hilir.
Titik ordinat (N= 05o 32,297 E= 095o 20,544)
3. Lokasi 500 m dari titik pencampuran air limbah dengan air sungai Krueng Aceh kearah hulu.
Titik ordinat (N= 305o 32,284 E= 095o 20,544)
4. Outlet IPAL
Titik ordinat (N= 05o 32,287 E=095o 20,531)
13
Ø Keasaman (pH) air sungai Krueng Aceh masih dalam
Ø Dissolved Oksigen (DO) pada titik empat berada dibawah
Ø Warna juga tidak berubah pada air sungai Krueng Aceh.
4.3 Pengukuran Debit Air Limbah
Kadar sidemen diperoleh dari pengukuran sodimen terlarut dalam air limbah (suspended sidement). Selanjutnya debit sidemen dapat dihitung sebagai hasil perkalian antara konsentrasi sedimen dengan debit air seperti yang disajikan pada rumus berikut.
Qs = 0,0864•Cs•Q
Dimana :
Qs = debit sedimen (ton/hari)
Cs = kadar sedimen (mg/L)
Q = debit air (m3)/det)
14
Lokasi Samping (N = 05o32,28) ; E = 095o 20,526
Unit | Volume (mL) | Waktu (detik) | Waktu Air limbah (L/det) | Sedimen (Cs) Mg/L | Debit Sedimen (mg/det) |
1 | 250 | 1,84 | 0,1358 | 68 | 9,23 |
2 | 250 | 1,92 | 0,1302 | 68 | 8,85 |
3 | 250 | 1,87 | 0,1336 | 68 | 9,08 |
4 | 250 | 2,01 | 0,1243 | 68 | 8,45 |
Ø Perolehan data waktu Air Limbah dapat dipengaruhi dari ketelitian pada saat perhitungan pengambilan sampel.
Ø Debit sedimen yang dihasilkan relatif tinggi diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut yang tinggi/banyak.
4.4 Pengukuran Debit Sesaat Air Drainase
Lokasi Samping (N = 05o32,311 ; E= 095o 20,641)
Kecepatan Air, V (m/det) | Luas Penampung Basah, A (m2) | Debit, Q (m3/det) | Sedimen (Cs) mg/L | Debit Sedimen (mg/det) |
0,1 | 1 | 0.1 | 24 | 0,0024 |
Ø Debit Sesaat Air Drainase lebih rendah dibandingkan debit air limbah dikarenakan kandungan padatan terlarut (TSS) lebih kecil terkandung dalam air drainase.
15
4.5 Pengukuran Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan in-situ dengan mengunakan instrumen sound level meter pada siang hari (Ls) dan pada malam hari (Lm). Pengukuran dilakukan dengan pengulangan disetiap 10 menit. Setiap lokasi pengukuran dilakukan hingga 5 kali, selanjutnya untuk mengetahui tingkat kebisingan rata-rata (Lsm) digunakan rumus seperti berikut ini.
Lsm = 10 log 1/24 (16 x 10 0,1 Ls + 8x 10 0,1 (Lm + 5) ) dB(A)
Lokasi Samping (N = 05o 32,297 ; E = 095o 20,531 )
No | Kebisingan Siang (dBA) | Kebisingan Malam (dBA) | Lsm |
1. | 80,1 | 88,1 | -75,69 x (2x10-1,29) |
2. | 56,3 | 619,3 | -101,34 x (2x10-1,29) |
3. | 50,2 | 552,2 | - 180,72 x (2x10-1,29) |
4. | 50,2 | 552,2 | - 180,72 x (2x10-1,29) |
5. | 50,2 | 552,2 | - 180,72 x (2x10-1,29) |
Ø Tingkat kebisingan meningkat pada malam hari.
16
4.6 Pengukuran Suhu Bola Basah dan Humidifikasi
Temperatur Bola Basah = Rata-rata Shu Air
4
Lokasi Sampling (N= 05o 32,289 ; E= 095o 20,534 )
Temperatur Bola Basah (oC) | Temperatur Bola Kering (oC) | Humidity |
32,2 | 24,6 | - |
4.7 Perhitungan Kualitas Udara
Lokasi Sampling (N= 05o 32,289 ;E= 095o 20,534)
Kecepatan angin = 1,25 m/detik
- Dispersi dihitung pada ketinggian H = 1,25 m/det
Konsentrasi pulutan yang diterima oleh penerima (receptor) pada saat kontruksi dari peralatan kontruksi dapat diprediksi dan dihitung dengan persamaan Gaussian berikut ini dengan asumsi bahwa sumber dampak bergerak dan berada sejajar diatas tanah.
17
Data emisi udara
No. | Parameter | Metode Uji | Satuan | Hasil Uji Emisi |
Satria R BL 5059 KU Tahun 2004 | ||||
1. | CO | | mg/Nm3 | 18549 |
2. | NO | | mg/Nm3 | 75 |
3. | NOx | | mg/Nm3 | 78 |
4. | SO2 | | mg/Nm3 | 756 |
5. | NO2 | | mg/Nm3 | 3 |
6. | Opasitas | Visual | % | 211 |
Ø Co yang berasal dari kendaraan Satria R BL 5059 KU Tahun 2004 mempunyai nilai CO yang tinggi, hal tersebut membuktikan bahwasanya kendaraan tersebut mengalami pembakaran yang tidak sempurna.
4.8 Pengukuran Transportasi
Kondisi arus transportasi diukur dengan melihat frekuensi kendaraan yang lewat pada lokasi sampling
Lokasi Sampling depan Pertamina kearah Lambaro
(N = 05o 32,089 ; E: 095o 20,576)
18
Pukul | Roda 2 | Mobil | Truck |
12.00 – 13.00 | 575 | 410 | 37 |
13.00 – 14.00 | 750 | 487 | 22 |
Gambar diatas merupakan hasil perhitungan jumlah kendaraan yang berlokasi didepan Pertamina kearah Lambaro.
Sumber: Hasil perhitungan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, 19 Juli 2009
Ø Jumlah transportasi roda 2 lebih tinggi pada pukul 13:00 – 14:00 dibandingkan dengan pukul 12:00 – 13:00, hal tersebut dipengaruhi pleh aktifitas masyarakat yang kembali melakukan aktifitas setalah jam istirahat. Demikian juga dengan jumlah mobil.
Ø Perbandingan terbalik terjadi pada Truck yaitu laju atau jumlah truck tinggi pada pukul 12:00 – 13:00 dibandingkan pukul 13:00 – 14:00.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pada PLTD Lueng Bata, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
· IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merupakan suatu bagian yang sangat penting bagi kegiatan PLTD, dikarena dengan adanya IPAl, air limbah yang terbuang ke sungai tidak mencemari ai sungai.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian berupa analisa-analisa yang dilakukan terhadap variabel air dan udara sekitar kegiatan PLTD Lueng Bata, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
· Pembuangan air limbah ke sungai Krueng Aceh haruslah sudah melewati proses IPAL guna menjaga kualitas air sungai Krueng Aceh dari pencemaran.
· Untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan air limbah, maka pihak PLTD harus melakukan pengecekan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://airtdsnol.blogspot.com/2008/12/air-adalah-keutuhan-pokok-umat-manusia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://www.e-smartschool.com/PNU/002/PNU0020005.asp
http://www.beritajogja.com/kolom/2009-05/penghijauan-di-areal-sutet-kurangi-polusi-udara
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=dissolved+oxygen&meta=&aq=0s&oq=Disolve+
Tresna Satrawijaya,A.1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. Renika Cipta.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta. Rajawali.
Sugiarto. 2005. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta. Universitas Indonesia
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Gambar Instalasi Pengolahan Air Limbah
Lampiran 2: Gampar alat pengukur emisi gas
Lampiran 3: Anenometer
22